Minggu, 26 Mei 2013

Moeldoko, Kepala Staf TNI AD yang Baru | WilayahPertahanan.Com



Moeldoko, Kepala Staf TNI AD yang Baru | WilayahPertahanan.Com

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menyetujui usulan Panglima TNI dan mengangkat Letjen TNI Moeldoko sebagai Kepala Staf Angkatan Darat menggantikan Jenderal TNI Pramono Edhi Wibowo. Perwira militer asal Kediri ini lahir 8 Juli 1957, lulus Akademi militer pada 1981. Presiden mengatakan pelantikan KSAD yang baru dilakukan pada Rabu, 22 Mei 2013 menggantikan Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo yang memasuki akhir masa baktinya pada Mei 2013.
Presiden berharap KSAD baru mampu mencegah terulangnya kasus kekerasan oleh oknum prajurit TNI AD. Seperti yang terjadi pada kasus penyerangan di Lapas Cebongan dan Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU). Ia juga berpesan agar Moeldoko lebih mengerti terkait persoalan-persoalan sosial, apalagi jika berkaitan dengan para prajurit TNI AD.
“Tindakan-tindakan indisipliner dan aksi main hakim sendiri melawan premanisme itu tidak boleh terulang, kalau ini terjadi artinya komandannya tidak didengar atau tidak dipercaya oleh bawahannya,” Buatlah agar tentara tumbuh menjadi tentara yang profesional dan dekat dengan rakyat, capable dan kian dekat dengan rakyat Indonesia,”
Kami rundingkan kesepakatan khusus dengan HostGator, hanya untuk pembaca kelompok www.Wilayahpertahanan.com Jadi Bila Anda Membeli Hosting Gunakan gatorarKode Kupon “SPRING30″ Ini adalah kupon untuk Diskon 30% biaya web hosting dan $ 1 dari domain (dengan hosting). Selain itu Anda tetap mendapatkan jaminan uang kembali 45-hari, jika karena alasan apapun Anda tidak merasa puas. Kupon ini berlaku sampai 30 Mei 2013.
Letnan Jenderal TNI Moeldoko yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat dan peraih Adhi Makayasa di Akademi Militer 1981 dan juga perwira terbaik pada Susreg 32 Seskoad 1995 yang juga teman satu susreg dengan mantan Kasad Edi Pramono dan Komandan Kodiklat TNI AD Letjen Gatot Nurmantyo. Anggota Komisi I DPR Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati berpendapat ditunjuknya Letjen TNI Moeldoko sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo karena intelektualnya sebagai tentara.
“Letjen TNI Moeldoko seorang tentara intelektual yang diharapkan dapat menjadi pimpinan Angkatan Darat dan mampu berkomunikasi dengan baik kepada prajuritnya,” kata Susaningtyas ketika menanggapi ditunjuknya Wakil KSAD Letjen TNI Moeldoko sebagai KSAD, di Jakarta, Ia juga berharap Letjen TNI Moeldoko mampu memajukan AD sehingga terlatih dan profesional, sehingga siap menghadapi tantangan modern seperti halnya kemungkinan perang asimetrik.
“KSAD yang baru harus piawai menjadikan prajurit memiliki kearifan lokal dan kemahiran komunikasi antar budaya. Karena sekarang bukan zamannya perang otot. Perang urat syaraf menuntut seseorang memiliki kemampuan pikir yang tajam,” kata Nuning sapaan Susaningtyas.
KSAD juga dituntut mampu melakukan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan meningkatkan kesejahteraan prajurit. Selain itu hubungan antar institusi juga harus dibenahi, lanjut Susaningtyas.
“Kemampuan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF) bukan hanya alutsista saja yang dikembangkan, tapi juga kesejahteraan dan kemampuan serta pendidikan SDM,” tutur politisi Partai Hanura tersebut.

Perwira Terbaik Susreg 32 Seskoad

Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat adalah sekolah kebanggaan angkatan Darat, sekolah ini menyeleksi seluruh Perwira AD terbaiknya secara tranparan, sekolah yang jadi dambaan Perwira AD. Sekolah ini berdiri sejak 17 Februari 1953, Presiden Ri Ir Soekarno Meresmikan Gedung Sskad Dengan Nama“Grha Wiyata Yudha” Beralamat  Di Jalan Papandayan Yang Sekarang Jalan Gatot Subroto No. 96 Bandung. Tugas Pokok Seskoad adalah untuk mendidik Para Perwira Tni AD, yang Akan Diarahkan Untuk Menduduki Jabatan Staf Umum Dan Komando Satuan Operasional Tingkat Komando, Serta Tingkat Resimen Tim Pertempuran Ke Bagian Atas.
Bisa dikatakan hampir semua lulusan Sekolah ini kelak menjadi pimpinan TNI dan salah satu diantaranya adalah Susreg 32 tahun 1994/1995. Beberapa pimpinan TNI-AD dari Susreg 32 yang tengah berada di putaran pimpinan TNI AD saat ini adalah mantan Kasad Edhi Pramono, Kasad Muldoko, Gatot Nurmantyo, Hudawi Lubis, Waris dan masih banyak lagi. Yang jadi Danseskoad pada Susreg 32 waktu itu adalah Mayjen Tni E.E. Mangindaan (Menteri Perhubungan) dan juga Mayjen Tni Arifin Tarigan yang saat itu sudah memprediksi bahwa Pimpinan TNI dari Susreg 32; inilah kelak yang menjadi titik balik bagi sejarah TNI AD; apakah TNIAD akan jadi prajurit professional dan dicintai Rakyat atau malah akan jadi hujatan rakyat pada zamannya.
Beberapa bulan silam, 11 prajurit Kopassus menyerang LP Cebongan, Sleman, DI Yogyakarta, dan membunuh empat tahanan titipan Polda DI Yogyakarta. Keempat tahanan itu merupakan tersangka pengeroyokan dan pembunuhan seorang anggota Kopassus. Sebelumnya puluhan tentara menyerang dan membakar markas Polres Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan.
Pesan kedua (Mangindaan dan Tarigan) Komandan Seskoad itu sangat terasa bagi penulis, takkala peristiwa penjara Cebongan terjadi. Pesan itu tetap mengiang di telinga, karena penulis sendiri adalah salah satu dari Perwira Susreg 32 waktu itu; dan ternyata benar Kasad Pramono Edhi langsung dan secara tegas berjanji akan mengungkapkan dan menegakkan hukum pada siapapun yang ada dibalik kejadian itu. Dalam hati penulis seolah berbisik pastilah pa Kasad masih ingat akan pesan Mayjen Mangindaan dan Tarigan sepuluh tahun yang lalu; dan juga gembira karena Kasad Baru sudah berkomitmen untuk menjadikan TNI AD sebagai prajurit professional yang dicintai rakyat.
Pesan lain yang juga sangat strategis adalah terkait dengan Gelar Pasukan dan Sinergitas TNI dan Polri ( waktu itu Polri masih bagian dari TNI dan Susno Duaji juga adalah salah satu prajurit Susreg 32). TNI dan Polri hanya akan jadi “singa dimeja” kalau sinergitasnya lemah, kalau sistem komando dan gelar pasukannya tidak mencerminkan antisipasi terhadap ancaman nyata NKRI.

Semangat Kasad Yang Baru

”Kami sudah melakukan evaluasi internal. Segera akan saya lihat kembali apakah ada proses pendidikan yang kurang baik atau kurang benar. Ini perlu penelitian. Kami akan evaluasi untuk pembenahan ke depan,” kata Moeldoko, Kompas Senin (20/5), di Kantor Presiden, Jakarta. Hal senada dan menurut Moeldoko, terkait pengadaan alutsista, dia bersikap terbuka kepada seluruh jajaran. ”Tidak ada lagi, istilahnya, ini orangnya Moeldoko atau siapa,” kata Wakil KSAD itu.
Dalam jumpa pers, Pramono menyampaikan, Presiden meminta agar TNI AD menjaga kekompakan internal dan kekompakan dengan rakyat, TNI AU, TNI AL, serta Polri. ”Hal ini perlu agar tidak ada kendala dalam memberikan bantuan kepada kepolisian sehingga bisa cepat mengatasi kejadian yang dapat merobek persatuan dan kesatuan,” ujarnya.
Ada enam pesan lain yang diberikan Presiden kepada TNI AD. Presiden meminta kepada TNI AD untuk meneruskan pola kepemimpinan dan manajemen TNI AD yang selama ini dinilai sudah baik. ”Presiden juga menyatakan bahwa TNI yang diharapkan oleh rakyat adalah TNI yang profesional. Karena itu, agar dilanjutkan modernisasi alutsista (alat utama sistem persenjataan),” ujar Pramono.
TNI AD diminta pula untuk terus meningkatkan kesejahteraan prajurit, menjalin kedekatan dengan rakyat, tidak terlibat politik praktis menjelang Pemilu 2014, dan tertib dalam urusan keuangan pengadaan alutsista. ”(Pengadaan alutsista) harus dilaksanakan secara transparan, terbuka, sehingga tidak ada kesan penggunaan anggaran yang kurang tepat,” kata Pramono.
Sebelum diangkat sebagai Wakasad, Moeldoko duduk sebagai Wakil Gubernur Lemhanas. Jabatan itu diemban sejak 2011. Sebelumnya, pada tahun 2010, Moeldoko mengalami tiga kali rotasi yaitu Pangdiv 1/Kostrad, Pangdam XII/Tanjungpura, dan Pangdam III/Siliwangi. Kita berharap Kasad yang baru akan membawa angin segar bagi peningkatan sinergitas TNI ke depan, alut sista adalah sarana dibalik semua itu yang utama adalah system komando TNI itu sendiri. Selamat Bertugas.

Riwayat Jabatan 


  • Wadan Yonif 202/Tajimalela
  • Danyonif 201/Jaya Yudha
  • Dandim 0501 BS/Jakarta Pusat
  • Sespri Wakasad
  • Pabandya-3 Ops PB-IV/Sopsad
  • Dan Brigif-1 Pengamanan Ibu Kota
  • Asops Kasdam VI/TPR
  • Dirbindiklat Pussenif
  • Danrindam VI/TPR
  • Danrem 141/TP Dam VII/WRB
  • Pa Ahli Kasad Bidang Ekonomi
  • Dirdok Kodiklat TNI AD
  • Kasdam Jaya (2008)
  • Pangdivif 1/Kostrad (2010)
  • Pangdam XII/Tanjungpura (2010)
  • Pangdam III/Siliwangi (2010)
  • Wagub Lemhannas (2011)
  • Wakasad (2013)

Tidak ada komentar: