Tantangan TNI, BIN dan Kemanunggalan TNI Dengan Rakyat
Para pengamat militer-menilai, tantangan yang akan dihadapi Panglima TNI dan
BIN pada saat ini telah berubah jika dibandingkan dengan era Perang Dingin pada
1960-an hingga 1980-an. Sekarang, hal yang paling penting adalah bagaimana
memahami perang nonkonvensional, perang asimetris, dan ancaman nontradisional. Dalam
kondisi seperti ini, kemampuan memanfaatkan dan menjaga dirgantara yang
mengawasi seluruh lautan dan daratan Indonesia serta kawasan menjadi kunci
terhadap proyeksi pertahanan Indonesia saat ini dan ke depan.
Sutiyoso dan Gatot diyakini mampu menyesuaikan dan menjawab tantangan ini,
seperti doktrin dasar tentara yang mengajarkan untuk mengenali
"CuMeMu" Cuaca-Medan dan Musuh. Namun, lebih dari itu, Sutiyoso dan
Gatot diharapkan bisa memaknai konteks CuMeMu yang kini dihadapi, yaitu perubahan
zaman dan adanya penguatan doktrin maritim yang menjadi landasan kebijakan
Panglima Tertinggi TNI sekaligus pengguna dari informasi BIN, yakni Presiden
Joko Widodo dan kemampuan mereka dalam menjaga kemanunggalan TNI dan Rakyat.
Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan zaman itu sangat penting karena
sejumlah persoalan harus segera dihadapi Indonesia. Mulai dari menghangatnya
kontestasi di Laut Tiongkok Selatan, persaingan Tiongkok-Amerika Serikat,
perang melawan terorisme, ketahanan energi, ketahanan pangan, dan beragam
masalah nonkonvensional lain. Tetapi yang lebih pentinglagi adalah tetap
menjaga profesionalisme prajurit TNI yang dicintai rakyat setelah itu barulah
penyesuaian Alut Sista sesuai kebutuhan.
KEMANUNGGALAN TNI-RAKYAT. Kemanunggalan TNI dan Rakyat adalah kekuatan TNI
yang tidak terbantahkan. Bagi banyak kalangan di kita sendiri, hal itu seolah
sebagai sesuatu yang biasa. Tetapi bagi para sahabat kita atau bahkan
musuh-musuh kita, tetap menilai bahwa kekuatan TNI adalah pada prajuritnya yang
profesional dan dicintai rakyat. Berbagai
pandangan para Jenderal purnawira Amerika sangat kagum pada TNI karena
kecintaan rakyat pada TNI dan Negaranya. Bisa kita jadikan sebagai masukan. Dalam
salah Talk Show yang dihadiri Jenderal (purn) Mike Jackson (pemimpin pasukan
Inggris saat menyerbu Irak), Jenderal (purn) Tommy Franks (pemimpin Delta
Forces saat Operasi Badai Gurun), Jenderal (purn) Peter Pace (mantan Jenderal
US Marine dan Kepala Staf Gabungan US) serta Mahasiswa dari Universitas
Dallas. Tetapi yang menarik adalah cara
pandang ke tiga jenderal tersebut pada
TNI dan Indonesia adalah:
JEND. PETER PACE : ”Saat ini ada 3 kekuatan besar MARINIR dunia, dan
Indonesia berada pada posisi ke 3."
"Penempatan US MARINE di Australia hanya untuk stabilitas kawasan
di Asia Tenggara, jangan bermimpi USA berencana menyerang Indonesia meski USA
pimpinan NATO. Tidak pernah terpikir oleh pemimpin USA untuk menyerang
Indonesia."
JEND.TOMMY FRANKS : ”Kita pernah punya pengalaman pahit di Vietnam dan
Korea, dan semua pemimpin USA sadar siapa dibalik kedua negara Asia yang pernah
terlibat konflik dgn kita". "Indonesia adalah guru bagi Vietnam dan
Korea Utara saat berperang melawan USA.”
JEND. PETER PACE : "Kita sering berlatih dengan Indonesia. Kita sadar
bagaimana kemampuan pasukan khusus Indonesia, pasukan kita sering kewalahan
dalam setiap latihan perang dengan Indonesia”
JEND. TOMMY FRANKS : "Saat operasi pembebasan sandera di pesawat yang
dibajak di Bangkok Thailand, Delta Force memantau operasi tersebut. Operasi
berjalan sukses dan sangat efektif." "Hal lain yang tidak dimiliki
oleh pasukan negara lain, anda akan terkejut bila mendapati satu mata pelajaran
yang takkan didapat di pendidikan elite militer manapun, yakni pendidikan
gerilya."
JEND. MIKE JACKSON : ”Doktrin militer Indonesia sudah dipakai di beberapa
negara Asia bahkan Afrika karena Indonesia memang diminta melatih beberapa
negara Asia dan Afrika." "Meski Indonesia kekurangan senjata, tidak
mungkin mudah menaklukkan Indonesia karena jika perang terjadi bukan hanya
militernya ya g maju perang TAPI RAKYATNYA juga pasti turut membantu untuk
menghabisi lawan." "SAS sudah pernah merasakan saat berhadapan dengan
aliansi tentara Indonesia dan rakyat indonesia. JADI JANGAN PERNAH ANGGAP
RINGAN DENGAN INDONESIA", UNGKAP JENDERAL MIKE JACKSON.
JEND. MIKE JACKSON : "Indonesia dalam waktu dekat akan jadi sebuah
negara yang militernya sangat besar dan sulit tertandingi”.
JEND. PETER PACE : "Indonesia memiliki semuanya dan kalau itu
diopersionalkan maka Indonesia akan melampaui India dan Cina dalam perkembangan
militer”.
JEND. TOMMY FRANKS : "Sebagai orang yang pernah memimpin pasukan
khusus, saya tahu banyak rahasia teknik militer yang tidak ditunjukkan dalam
latihan perang bersama." "Ada satu pasukan khusus Indonesia yang
jarang mengadakan latihan bersama yaitu AU. Pasukan khusus AU Indonesia adalah
satu-satunya pasukan dengan kualifikasi Korps Pasukan Khas TNI-AU di Asia dan
katanya terlengkap di dunia."
Jadi bagi Panglima TNI kemampuan untuk tetap bisa menjaga kualitas
keprofesionalan prajuritnya adalah yang utama. Prajurit profesional dan tetap
di cintai rakyat. Kalau kedua hal ini bisa dijaga maka alut sista tinggal
menyesuaikan dengan kemampuan negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar