Sabtu, 01 Agustus 2015

Tantangan TNI, BIN dan Kemanunggalan TNI Dengan Rakyat



Tantangan TNI, BIN dan Kemanunggalan TNI Dengan Rakyat

Para pengamat militer-menilai, tantangan yang akan dihadapi Panglima TNI dan BIN pada saat ini telah berubah jika dibandingkan dengan era Perang Dingin pada 1960-an hingga 1980-an. Sekarang, hal yang paling penting adalah bagaimana memahami perang nonkonvensional, perang asimetris, dan ancaman nontradisional. Dalam kondisi seperti ini, kemampuan memanfaatkan dan menjaga dirgantara yang mengawasi seluruh lautan dan daratan Indonesia serta kawasan menjadi kunci terhadap proyeksi pertahanan Indonesia saat ini dan ke depan.
http://nulisbuku.com/books/view_book/6569/cinta-di-ujung-negeri-menjaga-kedaulatan-bangsa
 
Sutiyoso dan Gatot diyakini mampu menyesuaikan dan menjawab tantangan ini, seperti doktrin dasar tentara yang mengajarkan untuk mengenali "CuMeMu" Cuaca-Medan dan Musuh. Namun, lebih dari itu, Sutiyoso dan Gatot diharapkan bisa memaknai konteks CuMeMu yang kini dihadapi, yaitu perubahan zaman dan adanya penguatan doktrin maritim yang menjadi landasan kebijakan Panglima Tertinggi TNI sekaligus pengguna dari informasi BIN, yakni Presiden Joko Widodo dan kemampuan mereka dalam menjaga kemanunggalan TNI dan Rakyat.

Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan zaman itu sangat penting karena sejumlah persoalan harus segera dihadapi Indonesia. Mulai dari menghangatnya kontestasi di Laut Tiongkok Selatan, persaingan Tiongkok-Amerika Serikat, perang melawan terorisme, ketahanan energi, ketahanan pangan, dan beragam masalah nonkonvensional lain. Tetapi yang lebih pentinglagi adalah tetap menjaga profesionalisme prajurit TNI yang dicintai rakyat setelah itu barulah penyesuaian Alut Sista sesuai kebutuhan.

KEMANUNGGALAN TNI-RAKYAT. Kemanunggalan TNI dan Rakyat adalah kekuatan TNI yang tidak terbantahkan. Bagi banyak kalangan di kita sendiri, hal itu seolah sebagai sesuatu yang biasa. Tetapi bagi para sahabat kita atau bahkan musuh-musuh kita, tetap menilai bahwa kekuatan TNI adalah pada prajuritnya yang profesional dan dicintai rakyat.  Berbagai pandangan para Jenderal purnawira Amerika sangat kagum pada TNI karena kecintaan rakyat pada TNI dan Negaranya. Bisa kita jadikan sebagai masukan. Dalam salah Talk Show yang dihadiri Jenderal (purn) Mike Jackson (pemimpin pasukan Inggris saat menyerbu Irak), Jenderal (purn) Tommy Franks (pemimpin Delta Forces saat Operasi Badai Gurun), Jenderal (purn) Peter Pace (mantan Jenderal US Marine dan Kepala Staf Gabungan US) serta Mahasiswa dari Universitas Dallas.  Tetapi yang menarik adalah cara pandang ke tiga jenderal  tersebut pada TNI dan Indonesia adalah:

JEND. PETER PACE : ”Saat ini ada 3 kekuatan besar MARINIR dunia, dan Indonesia berada pada posisi ke 3."  "Penempatan US MARINE di Australia hanya untuk stabilitas kawasan di Asia Tenggara, jangan bermimpi USA berencana menyerang Indonesia meski USA pimpinan NATO. Tidak pernah terpikir oleh pemimpin USA untuk menyerang Indonesia."

JEND.TOMMY FRANKS : ”Kita pernah punya pengalaman pahit di Vietnam dan Korea, dan semua pemimpin USA sadar siapa dibalik kedua negara Asia yang pernah terlibat konflik dgn kita". "Indonesia adalah guru bagi Vietnam dan Korea Utara saat berperang melawan USA.” 

JEND. PETER PACE : "Kita sering berlatih dengan Indonesia. Kita sadar bagaimana kemampuan pasukan khusus Indonesia, pasukan kita sering kewalahan dalam setiap latihan perang dengan Indonesia” 

JEND. TOMMY FRANKS : "Saat operasi pembebasan sandera di pesawat yang dibajak di Bangkok Thailand, Delta Force memantau operasi tersebut. Operasi berjalan sukses dan sangat efektif." "Hal lain yang tidak dimiliki oleh pasukan negara lain, anda akan terkejut bila mendapati satu mata pelajaran yang takkan didapat di pendidikan elite militer manapun, yakni pendidikan gerilya." 

JEND. MIKE JACKSON : ”Doktrin militer Indonesia sudah dipakai di beberapa negara Asia bahkan Afrika karena Indonesia memang diminta melatih beberapa negara Asia dan Afrika." "Meski Indonesia kekurangan senjata, tidak mungkin mudah menaklukkan Indonesia karena jika perang terjadi bukan hanya militernya ya g maju perang TAPI RAKYATNYA juga pasti turut membantu untuk menghabisi lawan." "SAS sudah pernah merasakan saat berhadapan dengan aliansi tentara Indonesia dan rakyat indonesia. JADI JANGAN PERNAH ANGGAP RINGAN DENGAN INDONESIA", UNGKAP JENDERAL MIKE JACKSON. 

JEND. MIKE JACKSON : "Indonesia dalam waktu dekat akan jadi sebuah negara yang militernya sangat besar dan sulit tertandingi”. 

JEND. PETER PACE : "Indonesia memiliki semuanya dan kalau itu diopersionalkan maka Indonesia akan melampaui India dan Cina dalam perkembangan militer”.

JEND. TOMMY FRANKS : "Sebagai orang yang pernah memimpin pasukan khusus, saya tahu banyak rahasia teknik militer yang tidak ditunjukkan dalam latihan perang bersama." "Ada satu pasukan khusus Indonesia yang jarang mengadakan latihan bersama yaitu AU. Pasukan khusus AU Indonesia adalah satu-satunya pasukan dengan kualifikasi Korps Pasukan Khas TNI-AU di Asia dan katanya terlengkap di dunia."
Jadi bagi Panglima TNI kemampuan untuk tetap bisa menjaga kualitas keprofesionalan prajuritnya adalah yang utama. Prajurit profesional dan tetap di cintai rakyat. Kalau kedua hal ini bisa dijaga maka alut sista tinggal menyesuaikan dengan kemampuan negara.

Baca Juga Kemanunggalan TNI dan Rakyat Disini

Tidak ada komentar: