Jumat, 19 April 2013

Berdayakan Militer Dalam Pembangunan Wilayah Perbatasan






Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengusulkan pola pembangunan seperti Shenzhen di China dengan memberdayakan militer untuk membangun infrastruktur di wilayah perbatasan, daerah tertinggal, terutama di wilayah pedesaan. Mendagri menjelaskan, pihaknya telah mempelajari sistem pembangunan daerah tertinggal itu.
”Shenzhen adalah kota kecamatan yang tertinggal. Pemerintah mengerahkan People’s Liberation Army untuk membangun infrastruktur seluruhnya sehingga kampung nelayan Shenzhen disulap menjadi window of the world di China. Pembangunan sebesar itu dalam waktu singkat mungkin dilakukan dengan mengerahkan militer,” kata Gamawan dalam rapat teknis TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-90, di Jakarta, Rabu (17/4).
Dia berharap pola serupa dapat diterapkan untuk membangun pedesaan, kawasan kumuh kota, dan perbatasan Indonesia. Sejumlah daerah terisolasi tidak dapat diakses transportasi darat, seperti di pedalaman Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, yang berbatasan dengan Distrik Bakalalan, Sarawak, Malaysia.

Kontraktor tidak bisa membawa alat berat untuk membangun daerah itu.

”Saya baru saja mengunjungi daerah tersebut. Hanya TNI saja yang memiliki sarana angkut udara untuk membawa alat berat yang dibutuhkan. Mobil di daerah tersebut juga berpelat nomor Q (kode Sarawak) karena terisolasi dari wilayah pesisir Indonesia,” katanya.
Pada TMMD ke-90 ini, menurut Gamawan, fokusnya pada pembangunan 61 wilayah tertinggal. Fokus utama ditujukan di pedalaman Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Gamawan mengakui, di pemerintah provinsi dan kabupaten/kota ada kelemahan dalam komitmen membantu TMMD. Padahal, militer dapat mempercepat pembangunan dan bisa menekan biaya.
Wakil Kepala Staf TNI AD Letnan Jenderal Moeldoko yang mewakili KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo menyatakan siap mengerahkan personel militer untuk membangun daerah terisolasi, seperti dilakukan Pemerintah China yang berhasil membuka zona ekonomi baru.
”Kami punya Korps Zeni yang ahli membangun infrastruktur. Ini merupakan Operasi Militer Selain Perang yang diamanatkan undang-undang. Pengerahan militer akan menghemat biaya pembangunan yang bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain rakyat,” kata Moeldoko seraya mencontohkan rumah susun delapan lantai di kompleks RS Pusat Angkatan Darat yang dibangun Korps Zeni. (Kompas,18 april 2013,ONG)

Kota Shenzhen Simbol Kekuatan Sinergitas China

Kalau menyimak pidato sambutan Menteri Dalam Negeri tersebut sesaat kita juga ikut terpana. Karena apa? Karena model pembangunan ala kota Shenzhen itu, adalah master piece nya dan tekat bulat pimpinan Negara China Deng Xiaoping yang sekaligus jadi batu ujian bagi Kebijakan Reformasi Pemerintah China. Dan hasilnya dikagumi oleh Dunia. Jadi kalau Menteri menjadikannya sebagai idola pembangunan daerah perbatasan atau daerah tertinggal, sungguh sesuatu yang sangat baik. Tetapi tanpa dukungan dan keinginan yang kuat dari pimpinan negara ini, maka semua itu hanyalah sebuah ungkapan asal ngomong. Suatu tradisi yang diwariskan jendral Naga Bonar.


kota zheng
Kota  Shenzhen 2013
Shenzhen terletak di ujung selatan daratan Cina,  di tepi timur Sungai Pearl. Bertetangga dengan Hong Kong. Dengan luas 1,991.64 kilometer persegi, kota ini memiliki iklim subtropis laut dengan banyak hujan dan kaya akan sinar matahari serta buah tropis. Shenzhen, sebuah kota kecil di perbatasan dengan penduduk hanya lebih dari 30.000 orang pada tahun 1979, tetapi 32 tahun kemudian telah tumbuh menjadi kota metropolitan modern dengan penduduk lebih dari 10 juta jiwa. Pengalaman pertama dalam sejarah industrialisasi dunia, urbanisasi dan modernisasi yang belum ada duanya.
Shenzhen adalah sebuah kota yang teridir dari atas enam kabupaten dan empat daerah Kecamatan administrasi (baru): Luohu, Futian, Nanshan, Yantian, Bao’an, Longgang, serta Guangming, Pingshan, Longhua dan Dapeng. Pemerintah pusat memperluas zona ekonomi khusus untuk menutupi seluruh kota pada tanggal 1 Juli 2010. Inilah gagasan pertama para pimpinan negara china terkait zona ekonomi khusus di wilayah perbatasan yang dideklarasikan oleh Deng Xiaoping yang dimulai pada akhir tahun 1979 atau awal tahun 1980. Shenzhen telah menjadi batu ujian bagi reformasi Cina dan semua kebijakannya untuk membawa kemakmuran bagi warganya.
zheng kecilKota  Shenzhen di awal tahun 1980 an
Catatan paling awal terkait nama “Shenzhen” adalah dari 1410, zaman  Dinasti Ming. Shenzhen menjadi kota pada awal Dinasti Qing. Masyarakat setempat menyebutnya saluran air di sawah “zhen” atau “chong.” Shenzhen harfiah berarti “saluran air sawah” karena daerahnya memang penuh dengan aliran sungai yang saling silang siur. Kota Shenzhen didirikan pada tahun 1979. Pada bulan Agustus tahun berikutnya, inilah zona ekonomi khusus pertama di bangun di negara ini.
Pada 2012, Qianhai Shenzhen – Hong Kong menjalin Layanan Kerjasama layanan zona Industri modern sepenuhnya diluncurkan. Layanan Zona ini akan mengeksplorasi inovasi dalam industri jasa, kerjasama percontohan yang modern antara Hong Kong dan daratan Cina, memimpin peningkatan industri daerah Delta Sungai Pearl. Shenzhen akan melanjutkan peran sejarah sebagai pelopor dalam pengembangan ilmu pengetahuan China. Salah satu gateway China kepada dunia, Shenzhen adalah salah satu kota yang paling maju di negara itu dan salah satu kota dengan pertumbuhan tercepat di dunia.
Kota ini adalah pusat teknologi tinggi dan manufaktur Cina bagian selatan, rumah bagi pelabuhan kontainer tersibuk keempat di dunia, dan bandara tersibuk keempat di daratan Cina. Ini adalah salah satu tujuan wisata paling populer di negara itu. Teknologi tinggi, jasa keuangan, logistik modern dan industri budaya adalah andalan kota. Industri baru kepentingan strategis dan industri jasa modern dengan cepat menjadi mesin baru untuk pertumbuhan ekonomi kota.
desa zhengKetika  Shenzhen Masih Desa
Sebagai Negara-tingkat inovatif kota, Shenzhen telah memilih inovasi independen sebagai strategi dominan untuk pembangunan masa depan. Jumlah PCT (Patent Cooperation Treaty) aplikasi Shenzhen menjadi nomr utama di China selama delapan tahun berturut-turut. Shenzhen peringkat pertama dalam Forbes 2011 daftar kota daratan inovatif. Kota ini juga terkenal karena desain, dengan lebih dari 6.000 perusahaan desain mempekerjakan lebih dari 60.000 orang. Pada 19 November 2008, UNESCO memberikan Shenzhen sebagai Creative Cities Network dan Shenzhen diberikan penghargaan sebagai  City of Design.
Shenzhen memiliki pesona budaya yang unik. Kota ini memiliki jaringan kelas, fasilitas budaya publik yang memungkinkan penduduk untuk menikmati ribuan pertunjukan budaya. Sejak tahun 2003, ketika Shenzhen memimpin nasional dalam membangun strategi untuk “kota berbasis budaya,” industri budaya dan kreatif telah mencapai ekspansi yang kuat dengan tingkat pertumbuhan tahunan lebih dari 20 persen dan menjadi mesin penting bagi kota yang cepat dan sehat pembangunan ekonomi.
Shenzhen adalah kota taman ekologi, dengan setengah dari luas total wilayahnya ada dalam perlindungan lingkungan dan bebas dari kegiatan konstruksi. Perkotaan greenbelt dengan liputan wilayah 45,05 persen. Shenzhen adalah kota China pertama yang memenangkan  Award Bloom, dan meraih United Nations Environment Program Global Top 500 Nobel Honor Roll. Pada tahun 2011, Shenzhen memiliki konsumsi energi dan air terendah per 10.000 yuan PDB di Cina.
Shenzhen adalah sebuah kota kasih sayang, dengan budaya relawan berakar. Terpilih sebagai Kota Paling Disukai oleh Pekerja Migran, mempromosikan Perawatan Proyek setiap tahun untuk meningkatkan perawatan bagi kelompok yang kurang beruntung, dan dengan demikian telah disebut “kota tanpa musim dingin.” Sebuah kota pantai yang indah, Shenzhen adalah tujuan wisata populer di Cina Selatan dan telah terdaftar oleh Pemerintah China sebagai Tourist City terbaik. Menjadi salah satu dari 31 tujuan wisata di dunia pada tahun 2010 oleh The New York Times.

Kita Punya Konsep Yang Bagus Tapi Tidak Jalan

Bagaimanapun konsep memanfaatkan potensi Militer dalam pembangunan wilayah perbatasan, adalah suatu ide yang sangat potensil. Tetapi kemudian menggambarkan pembangunan ala kota Shenzhen dengan hanya bermodalkan kekuatan Militer, sungguh jauh dari jangkauan. Bisa dibayangkan bagaimana pimimpin sekaliber Deng Xiaoping, mau mempertaruhkan reputasi dan kebijakan negara adi daya China, sesungguhnya itulah yang jadi pendorong utama pembangunan kota Shenzhen.
Bisa kita dibayangkan bahwa semua kekuatan nasional negara itu disinergikan, diberdayakan untuk melahirkan kota Shenzhen. Kalau hal seperti itu yang dimaksdukan Mendagri, maka kita patut bersukur. Meski kita juga memahami bahwa semua konsep pembangunan unggulan negara kita seperti pembangunan kawasan khusus ( 13 Kawasan Khusus), kawasan berikat dan bahkan MP3I untuk pembangunan wilayah Indonesia timur pada realitasnya hanya jadi ajang korupsi, hasilnya masih NOL BESAR. Pimpinan kita belum punya tekat sebagaimana tekad seperti pimpinan China, yang mau mempertaruhkan segalanya demi kemaslahatan warganya.

Tidak ada komentar: